Katherine Watson (Julia Roberts), berani berdiri tegak, ditengah para tradisionalis yang kebanyakan tidak menyukai cara berpikirnya, dan tentunya gaya hidupnya.Sangat menarik menyaksikan bagaimana sang Professor seni ini menghadapi para Jenius dari Wellesley, kampus wanita paling ortodok di Amerika.Kisah ini telah memberi banyak inspirasi bagi saya, dan terus saja begitu setiap kali saya menontonnya kembali. Diceritakan dengan sederhana namun sangatmenggugah. Katherine, seorang wanita yang secara alamiah terdidik untuk berpikir diluar pola-pola dan kerangka yang ada. Membuka mata dan hati kita untuk dapatmelihat jauh menembus apa dibalik yang terlihat. Dia juga manusia, yang berbuat kesalahan dan merasakan kecewa.Kebanyakan dari kita juga akan ingin seperti Katherine Watson, namun saya berjanji, pasti ini bukan hal yang mudah untuk dijalani. Indonesia masih dihuni, oleh sebagaianbesar tradisionalis yang tidak akan terbiasa dengan cara berpikir progresif. Tidak ada yang berusaha membuktikan kebenaran, hanya semata-mata bagaimana dia melihatmasa depan. Bagaimana dia menanamkan bahwa manusia memiliki kebebasan atas takdirnya. Bahwa manusia tidak ditakdirkan menjadi apapun selain yang diinginkannya.Manusia hanya harus berusaha mewujudkan takdirnya sendiri. Dan di sanalah Katherine bertemu dengan kekecewaannya. Saat ia mendapati bahwa perubahan yang menjadi harapannya, tidak terjadi begitu saja. Pikiran-pikiran yang dilontarkan tokoh-tokoh lain dalam film ini, tidak kalah pentingnya, sangat menghidupkan cerita.
Dia tidak pernah bergeming dari niatnya semulasungguh menyedihkan bahwa untuk menentukan masa depanmu sendiri kau harus benar-benar sendiri pada saat kau belum mampu untuk berdiri sendiri.Tapi setidaknya itulah kenyataan yang terjadi pada diri saya. Karena memiliki pandangan dan rencana yang berbeda dengan orang tua, yang saat ini,secara praktis merupakan satu-satunya dukungan saya.Apa yang saya rasakan? Rasanya sangat berat, karena kamu tidak tahu harus mengharapkan apa atau mengharap siapa. Kebingungan yang membuat hidup kacau dan depresi. Bukan main-main. Pastilah hal ini membutuhkan keberanian dan keteguhan hati untuk melaluinya. Dan itu harus berhasil dilalui ataubisa berakhir di RS Jiwa. Memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain, tidak akan pernah mudah, apalagi kalau anda tergantung pada mereka.Saya bisa membayangkan betapa lebih mudahnya menjadi seorang pemberontak GAM atau DI/TII daripada menjadi pemberontak dalam rumah. Pemberontakrumahan akan kehilangan penopang, karena tidak seorang pun lagi yang semula dekat dan menjadi pendukungnya, yang akan menyenanginya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tanggap