Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan

28 September 2008

"Mengejar" Laskar Pelangi


Tepat ketiga kalinya setelah 2 hari kehabisan tiket, akhirnya kemarin, 27 September 2008, saya berhasil dapat tiket nonton jam 21.35 untuk film Laskar Pelangi garapannya Riri Riza itu. Nontonnya di 21 Mall Panakkukang. Menurut saya novelnya bercerita dengan cara yang cukup unik, sehingga saya jadi penasaran bagaimana om sutradara akan menerjemahkan novel ini ke audio visual.
Seperti beberapa kali saya liat di TV Riri Reza mengungkapkan kalo ini tugas yang berat. Tapi menurut saya Om Riri telah berhasil dengan baik, untuk tugasnya kali ini.
Dibeberapa tempat memang ada perubahan cerita, seperti umumnya cerita novel yang diadaptasi ke layar, namun tetap masih menjadi film yang menarik.
Paling menarik adalah adegan saat ikal membeli kapur, ini merupakan aspek yang paling menarik dalam novelnya, dan Riri menerjemahkan dengan baik melalui efek bunga sederhana dan kilauan cahaya. Hebat...
Perjalanan ke pulau Lanun bertemu si dukun juga ada dalm filmnya, sayang, serunya badai itu sepertinya akan sangat mengganggu suasana.
Saya jadi ingat film bertema pendidikan yang dibuat sama Nia Zulkarnaen dan suaminya, Denias Senandung Anak Negeri di Atas Awan", yang setahu saya tidak ada novelnya. Tapi seandainya ada tentu akan bisa kita jadikan pembanding.
Melihat antusias penonton, film ini akan sukses berat, paling tidak itu yang saya lihat di Makassar
Film Laskar Pelangi ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, karangan Andrea Hirata.

Link 2 LP
gambar di atas di link dari MPnya Andrea Hirata..

22 Agustus 2007

Monalisa Smile Memberontak di rumah

Katherine Watson (Julia Roberts), berani berdiri tegak, ditengah para tradisionalis yang kebanyakan tidak menyukai cara berpikirnya, dan tentunya gaya hidupnya.Sangat menarik menyaksikan bagaimana sang Professor seni ini menghadapi para Jenius dari Wellesley, kampus wanita paling ortodok di Amerika.Kisah ini telah memberi banyak inspirasi bagi saya, dan terus saja begitu setiap kali saya menontonnya kembali. Diceritakan dengan sederhana namun sangatmenggugah. Katherine, seorang wanita yang secara alamiah terdidik untuk berpikir diluar pola-pola dan kerangka yang ada. Membuka mata dan hati kita untuk dapatmelihat jauh menembus apa dibalik yang terlihat. Dia juga manusia, yang berbuat kesalahan dan merasakan kecewa.Kebanyakan dari kita juga akan ingin seperti Katherine Watson, namun saya berjanji, pasti ini bukan hal yang mudah untuk dijalani. Indonesia masih dihuni, oleh sebagaianbesar tradisionalis yang tidak akan terbiasa dengan cara berpikir progresif. Tidak ada yang berusaha membuktikan kebenaran, hanya semata-mata bagaimana dia melihatmasa depan. Bagaimana dia menanamkan bahwa manusia memiliki kebebasan atas takdirnya. Bahwa manusia tidak ditakdirkan menjadi apapun selain yang diinginkannya.Manusia hanya harus berusaha mewujudkan takdirnya sendiri. Dan di sanalah Katherine bertemu dengan kekecewaannya. Saat ia mendapati bahwa perubahan yang menjadi harapannya, tidak terjadi begitu saja. Pikiran-pikiran yang dilontarkan tokoh-tokoh lain dalam film ini, tidak kalah pentingnya, sangat menghidupkan cerita.
Dia tidak pernah bergeming dari niatnya semulasungguh menyedihkan bahwa untuk menentukan masa depanmu sendiri kau harus benar-benar sendiri pada saat kau belum mampu untuk berdiri sendiri.Tapi setidaknya itulah kenyataan yang terjadi pada diri saya. Karena memiliki pandangan dan rencana yang berbeda dengan orang tua, yang saat ini,secara praktis merupakan satu-satunya dukungan saya.Apa yang saya rasakan? Rasanya sangat berat, karena kamu tidak tahu harus mengharapkan apa atau mengharap siapa. Kebingungan yang membuat hidup kacau dan depresi. Bukan main-main. Pastilah hal ini membutuhkan keberanian dan keteguhan hati untuk melaluinya. Dan itu harus berhasil dilalui ataubisa berakhir di RS Jiwa. Memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain, tidak akan pernah mudah, apalagi kalau anda tergantung pada mereka.Saya bisa membayangkan betapa lebih mudahnya menjadi seorang pemberontak GAM atau DI/TII daripada menjadi pemberontak dalam rumah. Pemberontakrumahan akan kehilangan penopang, karena tidak seorang pun lagi yang semula dekat dan menjadi pendukungnya, yang akan menyenanginya

Bulletin Cinta

Nonton Film di Indosiar (Bullet of love)
Ceritanya lumayan.
Sepasang kekasih, yang laki-laki seorang polisi dan wanitanya seorang jaksa. Mereka sedang menangani kasus yang berbahaya. Saat sedang saling menyatakan cinta, ia di intai oleh seorang sniper wanita (suruhan gengster yang kasusnya sedang mereka tangani mereka berdua).
Si sniper entah bagaimana jatuh cinta pada pak polisi. Saat polisi dan jaksa berlibur ke Paris, si sniper membuntuti mereka dan menghabisi ibu jaksa saat sedang berada di lift bersama pak polisi dan beberapa wisatawan lainnya.
Pak polisi pun berhenti bekerja dan menjadi nelayan. Ia tinggal di sebuah apartemen yang pemiliknya seorang tabib tradisional. Si tabib memiliki seorang saudara yang idiot. Di apartemen kumuh tersebut juga ada sekumpulan anak muda yang menyewa kamar untuk di pakai berlatih musik. Semuanya adalah teman pak polisi. Suatu hari kelompok anak muda tersebut ditantang oleh sekumpulan anak kecil untuk bermain bola. Pak polisi di panggil untuk ikut bermain. Mulannya pak polisi hanya datang ke lapangan untuk sekedar merekam permainan tersebut dalam kamera. Tapi akhirnya ia ikut bermain karena teman-temannya kalah cukup banyak. Saat menonton kembali rekaman tersebut ternyata di sana pak polisi melihat ada seorang wanita dengan kamera, sedang memotret mereka. Ia mirip sekali dengan tunangannya yang telah meninggal.
Akhirnya pak Polisi pun jatuh cinta pada wanita itu. Namun, ternyata wanita itu adalah sniper yang telah membunuh tunangannya. Si sniper melakukan bedah plastik sehingga mirip sekali dengan ibu jaksa. Setelah tahu, pak Polisi marah dan pergi.
Di akhir cerita si sniper menembak dirinya tiga kali, di lengan kiri, di dada kanan dan di leher. Cepat sekali, persis seperti saat ia menghabisi korban-korbannya termasuk Ibu jaksa.Pak polisi tidak sanggup mencegah karena ia sedang terluka. Si sniper minta di peluk saat sudah sekarat. Pak polisi mengabulkan permintaannya. Sekarang setiap kali pak polisi akan menziarahi dua abu yang fotonya sangat mirip, abu tunangannya dan abu pembunuh tunangannya.
The end.(kacian Pak Polisi, nanti kita cari yang baru lagi OK !)
ha ha (aku tertawa sedih dalam hati)the real end.